1. Bagaimana budaya organisasi dapat
mempengaruhi perilaku etis ?
Jawab : Budaya bertindak
sebagai mekanisme alasan yang masuk akal (sense-making) serta kendali
yang menuntun dan membentuk sikap dan perilaku karyawan. Fungsi terakhir
inilah yang paling menarik . Sebagaimana dijelaskan oleh kutipan
berikut, budaya mendefinisikan aturan main: Dalam definisinya, bersifat samar,
tanmaujud, implisit, dan begitu adanya. Tetapi, setiap organisasi mengembangkan
sekmpulan inti yang berisi asumsi, pemahaman, dan aturan-aturan implisit yang
mengatur perilaku sehari-hari di tempat kerja... Hingga para pendatang baru
mempelajari aturan, mereka tidak diterima sebagai anggota penuh organisasi.
Pelanggaran aturan oleh pihak eksekutif tinggi atau karyawan lini depan membuat
publik luas tidak senang dan memberi mereka hukuman yang berat. Ketaatan pada
aturan menjadi basis utama bagi pemberian imbalan dan mobilitas ke atas.
Isu dan kekuatan suatu budaya memengaruhi
suasana etis sebuah organisasi dan perilaku etis para anggotanya. Budaya sebuah organisasi yang punya
kemungkinan paling besar untuk membentuk standar dan etika tinggi adalah budaya
yang tinggi toleransinya terhadap risiko tinggi, rendah, sampai sedang dalam
hal keagresifan, dan fokus pada sarana selain juga hasil. Menejemen dapat
melakukan beberapa hal dalam menciptakan budaya yang lebih etis .
2. Gambarkan factor-faktor yang
mempengaruhi perilaku etis dan tidak
etis ?
Jawab :
a.
Faktor Individu,
Tingkat pengetahuan,
nilai moral, sikap pribadi, tujuan pribadi, dan lain-lain
b.
Faktor Sosial,
Norma budaya;
keputusan, tindakan dan perilaku rekan kerja; serta nilai moral dan sikap
kelompok referensi (seperti suami/istri/pacar, teman, saudara, dll).
c.
Kesempatan/Peluang,
Kebebasan yang
‘diberikan’ organisasi pada setiap karyawan untuk berperilaku tidak etis. Hal
ini tercermin pada kebijakan, prosedur, dan kode etik organisasional.
Sumber : http://adityaseptiawan180991.blogspot.com/2012/11/tugas-softskill-etika-profesi-akuntansi.html
3. Faktor apa yang mempengaruhi
etika secara internasional ?
Jawab :
Jawab :
- Kejujuran
- . Integritas
- Objektivitas
- Perilaku Profesional
- Tanggung Jawab
4. Jelaskan cara menggunakan proses
seleksi karyawan untuk mendorong perilaku etis ?
Jawab : Kultur ditransmisikan ke karyawan melalui berbagai bentuk, dan bentuk yang paling mungkin adalah penceritaan kisah, ritual, simbol-simbol material, dan bahasa.
Jawab : Kultur ditransmisikan ke karyawan melalui berbagai bentuk, dan bentuk yang paling mungkin adalah penceritaan kisah, ritual, simbol-simbol material, dan bahasa.
1. Penceritaan
kisah
2. Ritual
Ritual adalah serangkaian aktivitas berulang yang
mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai dasar dari organisasi – sasaran apa
yang terpenting, orang mana yang penting, dan orang mana yang bisa dikeluarkan.
Salah satu ritual perusahaan yang terkenal adalah nyanyian perusahaan Wal-Mart.
3. Simbol-simbol
material
Simbol-simbol material ini menyampaikan kepada karyawan
siapa yang penting, tingkat egalitarianisme yang diinginkan oleh manajemen
puncak, dan jenis perilaku (misalnya, berani mengambil resiko, konservatif,
otoriter, partisipatif, individualisme, sosial) yang tepat. Contohnya ,
penataan kantor pusat perusahaan, jenis mobil yang diberikan kepada eksekutif
puncak, dan ada atau tidaknyapesawat perusahaan. Selain itu ruang kantor yang
luas, perabotan yang bagus,bonus eksekutif, dan pakaian khusus juga merupakan
contoh lain dari simbol-simbol material.
4. Bahasa
Banyak organisasi dan unit dalam suatu organisasi
menggunakan bahasa sebagai sarana
untuk mengidentifikasi anggota dari sebuah kultur atau subkultur. Degan
mempelajari bahasa ini, para anggota menegaskan penerimaan mereka terhadap
kultur, dengan demikian, membantu melestarikannya. Dari waktu ke waktu,
organisasi terus mengembangkan istilah-istilah khas untuk menggambarkan
perlengkapan, kantor , personalia kunci, pemasok, pelanggan, atau produk yang
terkait dengan bisnisnya. Karyawan baru sering kerepotan dengan berbagai
akronim dan jargon yang setelah 6 bulan bekerja sepenuhnya menjadi bagian dari
bahasa mereka. Begitu terasimilasi, istilah-istilah ini menjadi denominator
umum/bersama yang menyatukan para anggota sebuah kultur atau subkultur tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar